Leadership itu situasional jadi gak ada satu cara yang bisa dipake untuk semua jenis team atau subordinate. Menurutku model yang cakup membantuku itu pake Hersey-Blanchard situational leadership model. Bisa di cek di sini di halaman 94: https://fliphtml5.com/cpjlx/lkek/basic (Sejujurnya satu buku itu bagus jadi monggo, bisa beli juga hard copynya) Tapi intinya tim atau subordinate bisa dikategorikan ke 4 kuadran dari dua axis berbeda: 1. Axis kompetensi: Dia cukup oke atau engga 2. Axis komitmen: Dia mau kerja keras atau engga Berdasarkan tinggi atau rendahnya kompetensi maupun komitmen tim/subordinate, seorang leader harus adjust level of direction ataupun support ke tim/subordinate itu. Semakin tinggi level directionnya, semakin detail instruksinya, semakin tinggi level of supportnya, semakin personal interaksinya. Biasanya di awal-awal seseorang itu tinggi komitmennya dan rendah kompetensinya. Sehingga yang harus dilakukan itu adalah menginstruksikan dengan detail. Lalu tim/subordinate itu mulai capable tapi masih belum, sehingga harus lebih di-coaching. Disini leader harus lebih personal dan mengajarkan berbagai soft skills atau unwritten rules dalam cara bekerja. Ketika udah mulai capable, tim/subordinate cukup bekerja secara personal saja, tanpa perlu diberikan instruksi yang detail. Saat ini tim/subordinate udah build confidence dan hanya perlu diberi kepercayaan. Finally, selain sudah capable, tim/subordinate sudah mendapatkan kepercayaanmu, saatnya didelegasikan. Jadi ya jangan langsung delegasi. Leader harus bisa ngukur capability dan commitment teamnya, dan adjust cara memimpinnya sesuai assessment itu.